HIDUP ADALAH PERJUANGAN,BAGAI PEJUANG 45 MEREBUT KEMERDEKAAN.MAKA GUNAKANLAH HIDUP INI UNTUK KEBAIKAN TUK AMALAN DI MASA YANG AKAN DATANG.by: temonyusuf

Selasa, 30 November 2010

Manfaat Berdzikir


- Mendatangkan keridhaan Allah Subhanahu wa ta’ala
- Mengusir syaitan, menundukkan dan mengenyahkannya
- Menghilangkan kesedihan dan kemuraman hati
- Membuat hati dan wajah berseri
- Melapangkan rizki
- Menimbulkan karisma dan rasa percaya diri
- Menumbuhkan perasaan bahwa dirinya diawasi, sehingga mendorongnya untuk
selalu berbuat kebajikan
- Membuahkan kedekatan kepada Allah. Seberapa jauh dia melakukan dzikir
kepada Allah maka sejauh itu pula kedekatannya kepada Allah, dan seberapa
jauh ia lalai melakukan dzikir, maka sejauh itu jarak yang memisahkannya
dengan Allah
- Menumbuhkan rasa takut kepada Allah dan memuliakan Nya
- Membuat hati menjadi hidup. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah
berkata : “Dzikir bagi hati sama dengan air bagi ikan, maka bagaimana
keadaan yang terjadi pada ikan seandainya ia berpisah dengan air?”
- Menghapus kesalahan dan menghilangkannya
- Hamba yang mengenal Allah dengan cara berdzikir di saat lapang, menjadikan
dirinya tetap mengenal Nya saat menghadapi kesulitan, dan Dia akan
mengenalnya disaat ia mengalami kesulitan
- Menyebabkan turunnya ketenangan, datangnya rahmat dan para Malaikat
mengelilingi orang yang berdzikir, sebagaimana disabdakan oleh Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam
- Dzikir merupakan ibadah yang paling mudah namun paling agung dan paling
utama
- Siapa yang dibukakan untuk melakukan dzikir berarti telah dibukakan untuk
menuju kepada Allah
- Dzikir kepada Allah dapat memudahkan kesulitan dan dapat meringankan beban
yang berat
- Termasuk dzikir kepada Allah; melaksanakan perintah Nya, menjauhi larangan
Nya dan melaksanakan hukum hukum Nya

Kamis, 18 November 2010

Makna Hidup Sesungguhnya


Hidup hanya dapat dirasakan tapi sulit didefinisikan. Semua orang sangat mudah mengatakan apakah sesuatu itu hidup atau mati. Manakala seseorang melihat pohon yang dari hari ke hari bertambah tinggi, berdaun hijau, kemudian berbuah, ia dengan mudah mengetahui bahwa pohon itu hidup. Sebaliknya, manakala orang tadi melihat pohon yang kering, daunnya berguguran, tidak bertambah besar sekalipun disirami atau dipupuk, maka dengan mudah pula ia tahu bahwa pohon itu telah mati, tidak hidup lagi. Demikian halnya manusia dan hewan. Tatkala manusia dan hewan terlihat tumbuh, seluruh angota badannya berfungsi, dan dapat berkembang biak. Semua orang dengan mudah menyimpulkan manusia dan hewan yang demikian hidup bukan mati. Inilah arti hidup secara biologis.

Dalam arti hidup seperti itu , manusia dan hewan sama. Sama-sama makan, minum, bergerak, berkembang biak, menyayangi anak, dan berinteraksi satu sama lain. Lantas apa yang membedakan keduanya, dan apa sesungguhnya makna hidup bagi manusia?

Untuk menjawab pertanyaan tadi kadang terasa sulit. Diperlukan perenungan yang dalam untuk menemukannya.

Perbedaan antara manusia dengan hewan terletak pada cara bagaimana mereka memenuhi berbagai kebutuhannya. Hewan melakukan semua itu sekehendak hatinya sedangkan manusia ada yang melakukan sekehendak hatinya ada pula yang diatur oleh aturan Allah SWT Penciptanya.

Jika manusia dalam menjalani hidupnya ini hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya semata, berarti tidak ada bedanya orang tersebut dengan hewan.Demikian pula, jika seseorang menjalani hidup ini seenak perutnya, bebas tanpa aturan, memperturutkan logika dan hawa nafsunya, serta melupakan aturan Allah SWT, saat itu orang tadi tidak dapat dibedakan dengan hewan. Berkaitan dengan ini Allah SWT menegaskan melalui firman-Nya: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam itu kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai qulub tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata tetapi tidak digunakannya untuk melihat (kebenaran dan kekuasaan Allah), da mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk menddengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (TQS. Al-A’raf [7] : 179)

Ibnu Katsir ketika memaknai ayat tersebut menyatakan bahwa Allah SWT menyediakan jahannam bagi manusia yang melakukan perbuatan-perbuatan penghuni jahannam. Mereka demikian karena alat indera yang sebenarnya dijadikan oleh Allah SWT sebagai jalan datangnya hidayah tersebut tidak bermanfat bagi mereka. Sebab, mereka itu buta, tuli, dan bisu dari mengikuti petunjuk Allah SWT. Mereka yang tidak mendengarkan kebenaran (Islam), tidak mengikuti kebenaran (Islam), dan tidak mengikuti petunjuk Allah SWT laksana hewan berjalan yang alat-alat inderawinya tidak bermanfaat sedikitpun kecuali untuk perkara-perkara yang diperlukannya secara lahiriyah di dunia.

Lantas bagaimana seharusnya manusia itu berbuat, sehingga hidupnya menjadi bermakna dan berbeda dengan hewan?

Tentu tidak ada jalan lain kecuali berupaya menjadikan akal dan hati untuk memahami kebenaran,mata untuk mencari dan melihat kebenaran. Dan kebenaran itu adalah apa-apa yang datang dari Allah SWT. “Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu” (TQS. Al-Baqarah [2] : 147). Kebenaran itu adalah apa yang terdapat di dalam Islam. ”Siapa yang menjadikan selain Islam sebagai dien agama, system hidup), niscaya ditolaklah apapun darinya dan di akhirat ia termasuk orang yang rugi” (TQS. Ali-Imran [3] : 85). Dengan kata lain, segenap potensi yang dimilikinya itu digunakn untuk memahami dan menghayati Islam untuk diterapkan dalam hidup sehari-hari.

Berkaitan dengan hal tersebut, Allah SWT menyatakan: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepadaku” (TQS. Adz-Dzariyat [51] : 56). Ibadah yang dimaksud dalam ayat tersebut yaitu, taat kepada Allah, tunduk dan patuh kepada-Nya serta terikat dengan aturan agama yang disyariatkan-Nya. Jadi, manusia itu ada di dunia ini emata-mata untuk tunduk, taat, dan patuh kepada aturan dan hukum-hukum Allah SWT dalam semua perkara : ‘aqidah, ibadah, sosial, politik, ekonomi, pendidikan, dan budaya.

Melalui ibadah seperti itulah manusia akan berbeda dengan hewan bahkan jauh lebih tinggi daripada derajat hewan. Inilah makna hidup manusia sebenarnya. Lantas, bagaimana makna hidup menurut anda?

Memahami Idul Adha


Bulan ini merupakan bulan bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya, di bulan ini kaum muslimin dari berbagai belahan dunia melaksanakan rukun Islam yang kelima. Ibadah haji adalah ritual ibadah yang mengajarkan persamaan di antara sesama. Dengannya, Islam tampak sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji.

Selain ibadah haji, pada bulan ini umat Islam merayakan hari raya Idul Adha. Lantunan takbir diiringi tabuhan bedug menggema menambah semaraknya hari raya. Suara takbir bersahut-sahutan mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi bahwa tidak ada yang agung, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah, Tuhan semesta alam.

Pada hari itu, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rekaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail.

Peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam bagi kita. Betapa tidak. Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. Legenda mengharukan ini diabadikan dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109.

Kisah tersebut merupakan potret puncak kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Nabi Ibrahim mencintai Allah melebihi segalanya, termasuk darah dagingnya sendiri. Kecintaan Nabi Ibrahim terhadap putra kesayangannya tidak menghalangi ketaatan kepada Tuhan. Model ketakwaan Nabi Ibrahim ini patut untuk kita teladani.

Dari berbagai media, kita bisa melihat betapa budaya korupsi masih merajalela. Demi menumpuk kekayaan rela menanggalkan ”baju” ketakwaan. Ambisi untuk meraih jabatan telah memaksa untuk rela menjebol ”benteng-benteng” agama. Dewasa ini, tata kehidupan telah banyak yang menyimpang dari nilai-nilai ketuhanan. Dengan semangat Idul Adha, mari kita teladani sosok Nabi Ibrahim. Berusaha memaksimalkan rasa patuh dan taat terhadap ajaran agama.

Di samping itu, ada pelajaran berharga lain yang bisa dipetik dari kisah tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah menyembelih Nabi Ismail ini pada akhirnya digantikan seekor domba. Pesan tersirat dari adegan ini adalah ajaran Islam yang begitu menghargai betapa pentingnya nyawa manusia.

Hal ini senada dengan apa yang digaungkan Imam Syatibi dalam magnum opusnya al Muwafaqot. Menurut Syatibi, satu diantara nilai universal Islam (maqoshid al syari’ah) adalah agama menjaga hak hidup (hifdzu al nafs). Begitu pula dalam ranah fikih, agama mensyari’atkan qishosh, larangan pembunuhan dll. Hal ini mempertegas bahwa Islam benar-benar melindungi hak hidup manusia. (hlm.220 )

Nabi Ismail rela mengorbankan dirinya tak lain hanyalah demi mentaati perintahNya. Berbeda dengan para teroris dan pelaku bom bunuh diri. Apakah pengorbanan yang mereka lakukan benar-benar memenuhi perintah Tuhan demi kejayaan Islam atau justru sebaliknya?.

Para teroris dan pelaku bom bunuh diri jelas tidak sesuai dengan nilai universal Islam. Islam menjaga hak untuk hidup, sementara mereka—dengan aksi bom bunuh diri— justru mencelakakan dirinya sendiri. Di samping itu, mereka juga membunuh rakyat sipil tak bersalah, banyak korban tak berdosa berjatuhan. Lebih parah lagi, mereka bukan membuat Islam berwibawa di mata dunia, melainkan menjadikan Islam sebagai agama yang menakutkan, agama pedang dan sarang kekerasan. Akibat aksi nekat mereka ini justru menjadikan Islam laksana ”raksasa” kanibal yang haus darah manusia.

Imam Ghazali dalam Ihya ’Ulumuddin pernah menjelaskan tentang tata cara melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Menurutnya, tindakan dalam bentuk aksi pengrusakan, penghancuran tempat kemaksiatan adalah wewenang negara atau badan yang mendapatkan legalitas negara. Tindakan yang dilakukan Islam garis keras dalam hal ini jelas tidak prosedural. (vol.2 hlm.311)

Sudah semestinya dalam melakukan amar makruf nahi munkar tidak sampai menimbulkan kemunkaran yang lebih besar. Bukankah tindakan para teroris dan pelaku bom bunuh diri ini justru merugikan terhadap Islam itu sendiri ?. Merusak citra Islam yang semestinya mengajarkan kedamaian dan rahmatan lil ’alamin. Ajaran Islam yang bersifat humanis, memahami pluralitas dan menghargai kemajemukan semakin tak bermakna.

Semoga dengan peristiwa eksekusi mati Amrozi cs, mati pula radikalisme Islam, terkubur pula Islam yang berwajah seram. Pengorbanan Nabi Ismail yang begitu tulus menjalankan perintahNya jelas berbeda dengan pengorbanan para teroris.

Di hari Idul Adha, bagi umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban. Pada dasarnya, penyembelihan binatang kurban ini mengandung dua nilai yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual berarti dengan berkurban, kita telah melaksanakan perintah Tuhan yang bersifat transedental. Kurban dikatakan sebagai kesalehan sosial karena selain sebagai ritual keagamaan, kurban juga mempunyai dimensi kemanusiaan.

Bentuk solidaritas kemanusiaan ini termanifestasikan secara jelas dalam pembagian daging kurban. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhu’afa lainnya. Dengan disyari’atkannya kurban, kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama.

Meski waktu pelaksanaan penyembelihan kurban dibatasi (10-13 Dzulhijjah), namun jangan dipahami bahwa Islam membatasi solidaritas kemanusiaan. Kita harus mampu menangkap makna esensial dari pesan yang disampaikan teks, bukan memahami teks secara literal. Oleh karenanya, semangat untuk terus ’berkurban’ senantiasa kita langgengkan pasca Idul Adha.

Saat ini kerap kita jumpai, banyak kaum muslimin yang hanya berlomba meningkatkan kualitas kesalehan ritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial. Banyak umat Islam yang hanya rajin shalat, puasa bahkan mampu ibadah haji berkali-kali, namun tidak peduli dengan masyarakat sekitarnya. Sebuah fenomena yang menyedihkan. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Selamat berhari raya !

Kamis, 09 September 2010

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H


Terselip khilaf dalam candaku,

Tergores luka dalam tawaku,

Terbelit pilu dalam tingkahku,

Tersinggung rasa dalam bicaraku.

Hari kemenangan telah tiba,

Semoga diampuni salah dan dosa.

Mari bersama bersihkan diri,

sucikan hati di hari Fitri.

Sabtu, 21 Agustus 2010

Kumpulan Kata Mutiara Ramadhan

Andai semua HARTA adalah RACUN, maka ZAKATlah penawarnya. Jika seluruh UMUR adalah DOSA maka TAQWA & TOBAT obatnya, jika semua BULAN adalah NODA maka RAMADHAN adalah pembersihnya, marhaban ya ramadhan.


Hati yang terluka mungkin masih membekas, semoga di bulan suci ramadhan ini dapat di maafkan, selamat menunaikan ibadah puasa.


Marhaban ya Ramadhan,
semoga bulan ini penuh BBM (Bulan Barokah dan Maghfirah)
mari kita PREMIUM (Pre Makan dan Minum)
serta SOLAR (Sholat Lebih Rajin ), dan
MINYAK TANAH (Meningkatkan Iman dan Banyak Tahan Nafsu Amarah)
serta PERTAMAX (Perangi Tabiat Maksiat)
Selamat menjalankan Ibada Puasa........


“ Saatnya istirahat dalam pemuasan nafsu duniawi
Saatnya membersihkan jiwa yang berjelaga
Saatnya mensyukuri indahnya kemurahanNya
Saatnya memahami makna pensucian diri
bersama kita leburkan kekhilafan, dengan shaum mempertemukan kita dengan Keagungan Lailatul Qadar
dan kita semua menjadi pilihanNya untuk dikabulkan do’a - do’a dan kembali menjadi fitrah”


Bila canda membuat tertawa
Hati bahagia wajah ceria
Maaf dipinta segala dosa
Sambut gembira puasa mulia
Selamat menjalankan ibadah Ramadhan


Maaf pulsa amal anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ke surga, untuk itu isilah segera pulsa amal anda di bulan puasa ini. Met ramadhan…


Embun suci di pagi hari, hati yg bersih ‘kan lahir kembali. Bulan ramadhan t’lah menanti, bersihkan diri menghadap Ilahi.


Perkataan paling berbobot adlh “ALLAH”
Lagu termerdu adlh “ADZAN”
Buku terbaik adlh “AL QUR’AN”
Senam paling sehat adlh “SHALAT”
Kebersihan paling menyegarkan adlh “WUDHU”
Perjalanan terindah adlh “HAJI”
Khayalan paling mengesankan adlh ingat akan “DOSA”
Diet paling sempurna adlh “PUASA”
Selamat merengkuh berkah Ramadhan

Tiada hari seindah Jumaat, tiada kata seindah zikir, tiada ibadah seindah solat,
tiada bulan seindah Ramadhan dan tiada hari dinanti yaitu hari nan fitri. Salam Ramadhan al mubarak dan Selamat Idul Fitri”


samBut kmEnanGan dG mEmaKai paKa!an tbaEk,BrbaHan ksabaRan, brbEnang ksuCian&brhiaSkan keiKhlasn yG trjahiT sBulan laMany..Met idul fiTri mHon mAAf lahiR baTinw.


Ijinkan saya bersajak
Untuk LISAN yang tak terJAGA
Untuk JANJI yang terABAIKAN
Untuk HATI yang berPRASANGKA
Untuk SIKAP yang meNYAKITKAN
Di hari yang FITRI ini, dengan TULUS HATI
Saya mengucapkan mohon MAAF LAHIR & BATHIN
Semoga ALLAH selalu membimbing kita Bersama di jalanNYA


Yaa Allah! Sucikanlah diriku dari kekotoran dan kejelekan. Berilah kesabaran padaku untuk menerima segala ketentuan. Dan berilah kemampuan kepadaku untuk bertaqwa, dan bergaul dengan orang-orang yang baik dengan bantuan-Mu, wahai Dambaan Orang-Orang Miskin.


Dalam kesakitan teruji kesabaran
Dalam perjuangan teruji keikhlasan
Dalam ukhuwah teruji ketulusan
Dalam tawakkal teruji keyakinan
Hidup ini amat indah jika Allah menjadi tujuan
Selamat menunaikan ibadah Ramadhan

Rabu, 27 Januari 2010

aku dan pikiranku


".....aku manusia tanpa kata-kata hiasan dan alasan.....
maka,...akulah yg harus menciptakan harapan....
.....harapan akan kehidupan.!!!!!
aku memiliki padang luas kesunyian yg tak berujung...
....berjalan mengiringi waktu,..kesunyian itupun telah berubah menjadi kedamaian....!
kedamaian itupun terusik oleh gemerlapnya kehidupan manusia yg begitu gegap gempitany berebut sisa-sisa kehidupan dari si tuan yg sombong....
....kedamaian itu berubah menjadi arena peperangan dahsyat tanpa akhir...
...peperangan itu hanyalah menyisakan tulang belulang yg terserak...
diantara ribuan bahkan jutaan nyawa manusia yg meregang,...
mereka mati,....mati,....mati....sia-siakah kematiannya....?????
....apalah artinya ribuan bahkan jutaan nyawa menghilang jika tak pernah di ingatkan dan kembali kepada tujuan dirinya di ciptakan....!!!!!!

Dunia


...manusia di pisahkan oleh angan-angan...di ceraikan oleh kecewa dan bahaya maut dari apa yg diharapkan..!!!
dunia penuh dengan bermacam-macam kesenangan yg memperdayakan....!
kesenangannya mengandung kesengsaraan...! kedamaiannya mengandung keributan...! keamanannya mengandung kekacauan....! kekayaannya mengandung persaingan picik yang penuh muslihat....!
manusia tak lain adalah mangsa dari malapetaka, manusia lari hendak melindungi cita-citanya,.. akan tetapi,,,,,,, liang kuburlah yg akan mengumpulkan semua buah usahanya kelak..!!!!!!!!!!!!!

Senin, 04 Januari 2010

new year


2010

Happy new year…tahun baru semoga…di Tahun ini Hidup akan lebih baik dari tahun sebelumnya…baik segi materi maupun cinta…itu yang kita harapkan semua.

Tapi yang paling utama adalah kita masih di panjangkan umur dan di beri kesehatan amin..selamat tahun baru.

HaPpY Nu Year 2010, wIsH u aLL a BetTer peRson than BefOre


happy new year

2010

Happy new year…tahun baru semoga…di Tahun ini Hidup akan lebih baik dari tahun sebelumnya…baik segi materi maupun cinta…itu yang kita harapkan semua.

Tapi yang paling utama adalah kita masih di panjangkan umur dan di beri kesehatan amin..selamat tahun baru.